29 Agustus 2009

Keinginan Ataukah Nafsu ?

Cinta terlalu halus untuk dapat dimengerti pikiran manusia yang kasar, terlalu tinggi untuk dicapai pikiran yang rendah dan terlalu dalam untuk dijajaki pikiran yang dangkal. Pikiran yang berputar sekitar sayang diri, demi aku, untuk aku, tak mungkin dapat mengerti cinta yang bersih daripada kepentingan diri tanpa pamrih itu.

Kita ingin menguasai pasangan kita lahir batin, memonopoli dan menganggap hal ini sebagai perasaan cinta terhadap pasangan. Keinginan menguasai dan memiliki lahir batin ini tentu saja menimbulkan iri jika melihat pasangan kita menoleh kepada orang lain dan menimbulkan cemburu, bahkan menimbulkan benci!

Adakah iri itu cinta ? Adakah cemburu itu cinta ? Adakah benci itu cinta ? Adakah cinta mendatangkan derita ? Hanya pengejaran dan pemuasan nafsulah yang akan mendatangkan derita.

Keinginan menguasai dan memiliki lahir batin terhadap sesuatu, benda maupun manusia, berarti mengundang datangnya derita sengsara, pertentangan dan penyesalan. Memang, berhasil menguasai dan memiliki sesuatu atau seseorang, dapat mendatangkan rasa puas, akan tetapi kepuasan nafsu keinginan ini hanya seperti angin lalu karena keinginan itu selalu didorong oleh pengejaran akan sesuatu yang lebih indah. Kalau sudah didapat, tentu akan lepas dari pengejaran dan perhatian, karena keinginan sudah mencari lagi ke depan untuk mendapatkan yang lebih indah lagi ! (Post by KPH)

0 comments:

Posting Komentar